Kalam maka mustahil artinya berkata-kata / berfirman maka mustahil kelu/bisu.
DalilNya firman Allah SWT :
DalilNya firman Allah SWT :
وَكَلَّمَ اللَّهُ
مُوسَى تَكْلِيمًا
Dan
berkata Allah Ta’ala
kepada Musa dengan
sempurna/sebenar-benarnya Berkata.
[An Nisa` (4) :
164]
Segala sesuatu dijadikan oleh Allah dengan
kalam-Nya, “Kun” (jadilah), maka jadilah segala sesuatu. Dengan Asma-Nya segala
sesuatu itu terjadi, dengan Asma-Nya segala sesuatu bermula, dan kepada-Nya
segala sesuatu kembali.
Dia-lah yang menghidupkan dan mematikan, maka apabila Dia
menetapkan sesuatu urusan, Dia hanya berkata kepadanya: “Jadilah”, maka jadilah
ia. [QS. Al-Mu`min (40): 68]
Sesungguhnya perintah-Nya apabila Dia menghendaki
sesuatu hanyalah berkata kepadanya: “Jadilah!” maka terjadilah ia. [QS. Ya Sin
(36): 82]
Allah SWT bersifat kalam artinya Allah SWT berfirman dalam kitab-Nya yang diturunkan kepada para nabi dan rasul-Nya. Pembicaraan Allah SWT tentu tidak sama dengan pembicaraan manusia karena Allah SWT tidak berorgan (panca indra), seperti lidah dan mulut yang dimiliki oleh manusia. Allah SWT berbicara tanpa menggunakan alat bantu yang berbentuk apapun sebab sifat kalam Allah SWT sangat sempurna. Sebagai bukti bahwa adanya wahyu Allah SWT berupa al qur’an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan kitab-kitab Allah yang diturunkan kepada para rasul sebelum Nabi Muhammad SAW.
Oleh karena itu kita sebagai hamba Allah SWT hendaknya membiasakan diri mengucapkan kalimat-kalimat tayyibah, artinya kata-kata yang mulia, seperti ketika kita berbuat salah, maka segeralah membaca istighfar.
Oleh karena itu kita sebagai hamba Allah SWT hendaknya membiasakan diri mengucapkan kalimat-kalimat tayyibah, artinya kata-kata yang mulia, seperti ketika kita berbuat salah, maka segeralah membaca istighfar.
Maka
patut
bagi mu`min mu’taqad untuk banyak berdzikir kepada Allah Ta’ala dengan pengharapan Asma
Allah