Sami’un
(Yang Mendengar). Mustahil Allah tuli / tidak
mendengar.
Yaitu Keadaan Allah Ta’ala Yang Mendengar, Allah selalu mendengar pembicaraan manusia, permintaan atau doa hambaNya.
Dalilnya yaitu dalil
sifat Sama’.
وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
Dan Allah
Ta’ala Mahamendengar lagi Mahamengetahui.
[Al Baqarah (2) : 256]
Keberadaan Allah itu harus Maha Mendengar segala sesuatu. Sifat ini dikatakan juga sifat Assam’u (Mendegar) yang berdiri pada dzat-Nya dan dilazimkan memiliki sifat ini. Sifat ini juga merupakan merupakan bentuk fa’il atau pelaku dari sifat Ma’nai – Assam’u (Mendengar)
“Sesungguhnya Aku (berbuat) seperti yang disangka
oleh hambaKu. Aku bersamanya ketika ia mengingatKu. Jika ia mengingatKu di dalam
hatinya, maka Aku akan Mengingatnya di dalam HatiKu. Jika ia mengingatKu di
suatu kumpulan orang, maka Aku akan Mengingatnya di dalam jama’ah yang lebih
baik (Allah menceritakan/membanggakan manusia yang berdzikir dan berdo’a di
hadapan malaikat). Jika ia mendekati Aku sejengkal, maka Aku akan mendekatinya
sehasta. Jika ia mendekati Aku sehasta, maka akau akan mendekat padanya sedepa.
Jika ia mendekat padaKu sambil berjalan. Maka Aku Mendekat kepadanya dengan
bergegas. Sesungguhnya hisabKu sangat cepat.” (Hadits Qudsi)
Maka patut bagi mu`min mu’taqad untuk senantiasa
memberi pujian kepada Allah Ta’ala dan
banyak berdo’a kepadaNya. (Dan berprasangka baik)