Mutakallimun artinya Yang
Berkata/Berfirman) maka mustahil Allah Dzat Yang tidak
berkata/bisu.
Yaitu Keadaan Allah Ta’ala Yang Berkata-kata, Allah tidak bisu, Ia berbicara atau berfirman melalui ayat-ayat Al Quran.
Bila Al Quran menjadi pedoman hidup kita, maka kita telah patuh dan tunduk terhadap Allah SWT.
Dalilnya yaitu dalil
sifat Kalam.
وَكَلَّمَ اللَّهُ مُوسَى تَكْلِيمًا
Dan
berkata Allah Ta’ala
kepada Musa dengan
sempurna/sebenar-benarnya Berkata.
[An Nisa` (4) :
164]
Keberadaan Allah itu harus Maha Berbicara dengan pembicaraan yang tidak
menyerupai ciptaan-Nya. Sifat ini dikatakan juga sifat Al-Kalamu (Berbicara)
yang berdiri pada dzat-Nya dan dilazimkan memiliki sifat ini. Sifat ini juga
merupakan merupakan bentuk fa’il atau pelaku dari sifat Ma’ani – Al-Kalam
(Berbicara).
Sebagaiman telah
dikatakan, bahwa Al Qur`an itu adalah Kalamullah. Kalamullah adalah Qadim.
Sewaktu kita membaca Al Qur`an berarti kita sedang mengucapkan apa yang
dikatakan Allah. Maka siapa yang mendengar Al Qur`an hendaknya ia mengucapkan,
“Allah”; agar ia ingat bahwa Al Qur`an adalah Kalam Allah, Rabbul ‘alamin.
Rasulullah SAAW bersabda, “Barangsiapa ingin berdialog dengan Allah, maka
bacalah Al Qur`an.”
Maka patut bagi mu`min
mu’taqad untuk senantiasa banyak membaca Qur`an dengan khusyu’, hormat dan penuh
ta’zhim dengan tajwid (tartil) dan bukan dengan adu baca qira`ah.